Perkenalan
Kecerdasan buatan telah memberikan dampak besar pada industri periklanan. Saat ini, pengiklan menggunakan teknik AI yang sempit untuk menargetkan audiens, mengoptimalkan kampanye, dan memberikan konten yang dipersonalisasi. Adcreative.ai adalah platform yang menggunakan teknik ini untuk meningkatkan ROAS hingga 14x lipat!
Namun, batas berikutnya dalam AI adalah kecerdasan umum buatan (artificial general intelligence/AGI), sebuah teknologi yang menjanjikan untuk merevolusi cara kita berpikir tentang kecerdasan dan aplikasi potensial.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konsep AGI dan potensi implikasinya terhadap periklanan. Kita akan membahas bagaimana AGI berbeda dari AI yang sempit, keterbatasan dan tantangan pengembangannya saat ini, dan pertimbangan etika yang harus dipertimbangkan saat kita melangkah maju.
Apa yang dimaksud dengan Kecerdasan Umum Buatan?
Kecerdasan umum buatan adalah bentuk hipotetis dari AI yang dapat melakukan tugas intelektual apa pun yang dapat dilakukan manusia. Tidak seperti AI yang sempit, yang dirancang untuk melakukan tugas atau serangkaian tugas tertentu, AGI dirancang untuk berpikir dan bernalar seperti manusia.
Sistem AGI dapat memahami bahasa, bernalar secara abstrak, merencanakan dan menyusun strategi, dan bahkan mengalami emosi.
Gagasan AGI telah ada selama beberapa dekade, namun baru belakangan ini mulai mendapat perhatian serius dari para peneliti dan pengembang. AGI bertujuan untuk menciptakan mesin yang dapat menyamai atau melampaui kecerdasan manusia di semua bidang, yang mengarah pada kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai bidang seperti kedokteran, sains, dan teknik.
Bagaimana Cara Kerja Kecerdasan Umum Buatan?
Kecerdasan umum buatan bekerja dengan mengembangkan sistem AI yang dapat melakukan tugas intelektual apa pun yang dapat dilakukan manusia. Hal ini membutuhkan pembuatan algoritme dan model yang dapat belajar dan beradaptasi dengan situasi dan tugas baru serta pengembangan perangkat keras dan infrastruktur yang dapat mendukung kekuatan pemrosesan yang diperlukan untuk AGI.
Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah -
Apakah Kecerdasan Umum Buatan Itu Mungkin?
Ada perdebatan yang sedang berlangsung di antara para ahli tentang apakah kecerdasan umum buatan itu mungkin. Beberapa orang percaya bahwa hal itu dapat dicapai dengan kemajuan dalam penelitian AI. Sebaliknya, yang lain berpendapat bahwa AI memiliki keterbatasan mendasar yang mencegahnya mencapai AGI, seperti ketidakmampuan untuk meniru kompleksitas otak manusia dan kurangnya pemahaman tentang kesadaran.
Namun, beberapa perusahaan sedang mengerjakan penelitian dan pengembangan AGI, termasuk OpenAI, DeepMind, dan IBM.
Potensi penggunaan AGI bisa sangat luas, termasuk otomatisasi tugas-tugas kompleks, pengembangan sistem otonom canggih, dan kemajuan dalam teknologi perawatan kesehatan, transportasi, dan komunikasi.
Apa Perbedaan AGI dengan Narrow AI?
Perbedaan utama antara AGI dan AI sempit adalah cakupan kecerdasannya. AI sempit dirancang untuk melakukan tugas-tugas tertentu, seperti mengenali wajah atau bermain catur. AI ini unggul dalam domainnya yang sempit, namun tidak memiliki fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi seperti kecerdasan manusia.
Di sisi lain, AGI dirancang untuk tujuan umum dan fleksibel. AGI dapat melakukan tugas intelektual apa pun yang dapat dilakukan oleh manusia, membuatnya lebih berguna dan serbaguna daripada AI yang sempit. AGI dapat membantu pengiklan memahami dan merespons perilaku dan motivasi manusia yang kompleks, sehingga menghasilkan kampanye yang lebih efektif dan hasil bisnis yang lebih baik.
Keterbatasan dan Tantangan Saat Ini
Terlepas dari potensi manfaat AGI, masih ada keterbatasan dan tantangan yang signifikan yang harus diatasi sebelum AGI menjadi kenyataan. Salah satu tantangan utamanya adalah kurangnya teori kecerdasan yang komprehensif yang dapat memandu pengembangan AGI. Tidak seperti AI yang sempit, yang dapat dikembangkan dengan menggunakan algoritme dan teknik tertentu, AGI membutuhkan pemahaman mendasar tentang kecerdasan manusia.
Tantangan lainnya adalah kebutuhan akan data dalam jumlah besar untuk melatih sistem AGI. Tidak seperti AI yang sempit, yang dapat dilatih pada kumpulan data tertentu, AGI membutuhkan sejumlah besar data yang beragam untuk mengembangkan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi kecerdasan manusia.
Terakhir, ada pertimbangan etika yang signifikan yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan AGI. Seiring dengan semakin majunya teknologi, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang privasi, akuntabilitas, dan potensi AGI untuk menggantikan pekerja manusia.
Implikasi untuk Periklanan
AGI berpotensi merevolusi berbagai bidang, dan periklanan adalah salah satunya. Pada bagian ini, kita akan mengeksplorasi implikasi AGI untuk periklanan.
Pertama, penting untuk memahami bahwa AGI masih merupakan konsep teoritis, dan tidak pasti kapan akan menjadi kenyataan. Namun, para ahli memperkirakan bahwa hal tersebut dapat dicapai dalam beberapa dekade mendatang. AGI akan secara signifikan mengubah cara pengiklan menargetkan dan berinteraksi dengan konsumen. Dengan AGI, pengiklan dapat menganalisis data dalam jumlah besar dan mendapatkan wawasan tentang perilaku konsumen yang tidak mungkin dilakukan secara manual.
Salah satu manfaat AGI yang paling signifikan bagi pengiklan adalah kemampuannya untuk memberikan pengalaman beriklan yang sangat dipersonalisasi bagi konsumen. Dengan menganalisis perilaku konsumen, preferensi, dan interaksi masa lalu dengan merek, AGI dapat memprediksi produk atau layanan apa yang mungkin diminati konsumen. Hal ini dapat menghasilkan iklan yang lebih relevan dan bernilai bagi konsumen, yang pada gilirannya dapat menghasilkan keterlibatan yang lebih baik dan peningkatan penjualan bagi pengiklan.
Area lain di mana AGI dapat memberikan dampak yang signifikan pada periklanan adalah dalam pembuatan konten iklan. Dengan AGI, pengiklan dapat menggunakan algoritme untuk membuat konten iklan yang sangat dipersonalisasi yang berbicara langsung kepada konsumen.
Misalnya, sebuah merek dapat menggunakan AGI untuk menghasilkan salinan iklan yang secara khusus membahas poin-poin masalah, preferensi, dan kebutuhan konsumen. Hal ini dapat menghasilkan iklan yang lebih persuasif dan menarik, yang dapat meningkatkan konversi.
AGI juga dapat memiliki implikasi yang signifikan untuk iklan terprogram. Periklanan terprogram adalah proses otomatis yang menggunakan algoritme untuk membeli dan menjual ruang iklan secara real time.
AGI dapat digunakan untuk mengoptimalkan iklan terprogram dengan menganalisis sejumlah besar data dan mengidentifikasi strategi iklan yang paling efektif untuk setiap konsumen. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan hasil yang lebih baik bagi pengiklan.
Namun, ada juga potensi risiko yang terkait dengan penggunaan AGI dalam periklanan. Salah satu kekhawatirannya adalah bahwa AGI dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman periklanan yang sangat persuasif dan berpotensi manipulatif. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya transparansi dan kontrol bagi konsumen, yang mungkin merasa privasi dan otonomi mereka terganggu.
Kekhawatiran lainnya adalah bahwa AGI dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan periklanan yang sangat kompetitif di mana hanya pengiklan terbesar dan tercanggih yang dapat bersaing secara efektif. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya keragaman dalam industri periklanan, dengan bisnis yang lebih kecil berjuang untuk bersaing dengan pesaing yang lebih besar.
Kesimpulan
Kecerdasan Umum Buatan berpotensi merevolusi industri periklanan. AGI dapat memungkinkan pengalaman periklanan yang sangat personal dan efisien yang lebih bernilai bagi konsumen dan lebih efektif bagi pengiklan. Namun, ada juga potensi risiko yang terkait dengan penggunaan AGI, dan penting bagi pengiklan untuk menyadari risiko ini dan mengambil langkah untuk menguranginya. Secara keseluruhan, pengembangan AGI merupakan prospek yang menarik bagi industri periklanan, dan akan sangat menarik untuk melihat perkembangannya di tahun-tahun mendatang.